Phone: +62 8969 253 5753
e-mail: azkamunaza@gmail.com

Antara Ahlusunnah Waljama’ah dengan Muhammadiyah
Kita semua tahu agama islam seperti yang telah diberitakan oleh Rasulallah Muhammad SAW bahwa agama islam nantinya akan terpecah menjadi 73 Golongan dan salah satunya akan masuk surga. Dan dari golongan-golongan yang sudah ada meraka semua mengaku bahwa aliran yang ia ikuti adalah benar dan adalah satu yang akan dimasukan dalam surganya Allah. Dan mereka semua sangat kuat dalam pendiriannya. Bahkan mungkin ada yang mengatakan egois.
Bila dilihat dengan diperluas lagi dengan tidak merucut pada salah satu aliran dalam Islam serta dengan sedikit bumbu toleransi maka itu adalah sebuah pendapat dan dengan melihat ayat atau hadits lain seperti yang telah diberitahukan salah satunya pendapat itu adalah sebuah kemudahan yang diberikan oleh Allah, Dan dipersilakan untuk memilih salah satunya. Tetapi ada juga yang yang benar-benar pendapat yang menyesatkan yang mengaku sebagai salah satu aliran dalam Islam. Dan hal tersebutlah yang harus diwaspadai oleh setiap orang islam.
Mulai dari sini dan waktu ini, alangkah baiknya kita mengubah bahasa kita dari aliran menjadi golongan. Karena aliran biasanya berkonotasi negatif. Mungkin bagi yang sudah mendalami pasti paham dengan yang dimaksud walaupun salah bahasa, tetapi bagi kita yang masih awam (awal-awal) biasanya akan salah dalam mengartikan.
Di Indonesia khususnya dalam agama islam terdapat banyak golongan. Dan dari banyak golongan tersebut ada dua golongan yang pengikutnya bisa dikatakan paling banyak yaitu Islam Ahlusunnah Waljamaah biasa di singkat dengan Aswaja dan Islam Muhammadiyah. Kedua golongan inilah yang terkenal dimasyarakat luas.
Dalam pandangan orang umum, orang yang awam. Kedua golongan ini selalu bertengkar. Biasanya ketika Penentuan awal bulan Ramadhan (Bulan Puasa), Sholat Tarawih, dan Akhir bulan Ramadhon / Awal bulan Syawal (Lebaran Idul Fitri). Bahkan terkadang ketika Idul Adha. Dikatakan bahwa kedua golongan tersebut selalu memperdebatkan hal-hal tersebut di atas. Apalagi oleh orang-orang yang kurang dalam beragama dan mungkin orang-orang non muslim. Timbul pertanyaan “Katanya Islam itu agama kasih sayang, agama yang sempurna, kenapa ada pertengkaran di dalamnya?”. Mungkin kiranya itu yang dipertanyakan.
Dalam pandangan orang-orang lebih dalam memperhatikan hal tersebut adalah hal yang wajar saja. Dan itu bukanlah pertengkaran, mereka hanya memegang teguh pendirian mereka dan tidak merendahkan golongan lainya. Sedangkan orang-orang yang mencela dan merendahkan golongan lainnya adalah orang-orang lemah ilmunya dan atau mentalnya dan atau imannya. Serta orang yang berilmu tetapi mencela golongan lain maka orang tersebut sewaktu itu ilmu, mental, imannya sedang dalam keadaan lemah atau turun. Dan itu adalah hal yang wajar pula, setiap orang terkadang di bawah dan terkadang di atas. Maka mereka (yang memperhatikan lebih) tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut.
Kemudian menurut pandangan orang-orang yang alim (berilmu) dalam artian lebih kepada hubungan vertikal, hal tersebut haruslah dipertegas. Karena hukum Allah haruslah dijunjung tinggi. Tetapi tidak saling menyalahkan. Karena tidak keluar dari jalur batas.
Seharusnya kita semua berpandangan dan berprinsip seperti orang-orang pintar dan cerdas. Orang-orang yang memperhatikan dengan lebih dan orang yang alim itu tidaklah salah, dan mereka benar. Mengapa kita tidak menggabungkan prinsip dari pandangan mereka berdua saja, mempertegas hukum serta Positive thinking. Dan itu lebih baik, karena “di atas langit terdapat langit”.
Jika kita memandang lebih cermat. Di dalam golongan golongan tersebut terdapat unsur-unsur yang dapat memajukan islam. Unsur-unsur yang saling menopang dan melengkapi. Menjadikan islam luar biasa di mata dunia.
Salah satu unsurnya yang pertama adalah di dalam Islam Ahlusunnah Waljamaah. Dalam Ahlusunnah Waljamaah kuat dalam hubungan vertikal, lebih dalam keilmuan (agama). Buktinya banyak ustadz dan kyai yang dapat dilihat dari tingkah laku dan ucapannya yang sangat bermakna. Dan semua orang membutuhkan ilmu untuk dapat dengan benar menjalankan sesuatu.
Yang kedua yaitu dalam Islam Muhammadiyah. Sukses dalam ilmu dunia, tentunya juga tidak kalah pula dalam akhirat. Bisa dilihat sekeliling kita orang yang lebih sukses dalam hal bisnis adalah Muhammadiyah. contoh hal kecil rumah sakit, lebih banyak dimiliki oleh Muhammadiyah, dan juga yang lainnya. Mereka cukup kuat bersaing dalam dunia.
Kedua unsur tersebut diatas sangatlah diperlukan oleh orang-orang islam. Bagaimana orang bisa beribadah kepada Allah dengan baik dan benar bila tidak ada ilmu yang cukup, lebih dalam Pengkajian ilmu agama agar lebih sempurna. Dan bagaimana orang bisa beribadah dengan baik bila hidupnya di dunia sengsara. Kalah oleh orang-orang non muslim. Orang islam membutuhkan dunia untuk bisa sukses di akhirat.
Permasalahan kita semua adalah kurangnya toleransi antar umat se-agama, selalu menyembunyikan apa yang menjadi kekurangan kita dan selalu beranggapan kita mampu / kita cukup serta tidak ada kekurangan (Bohong kepada diri sendiri), dan tidak mengakui kelebihanan orang lain sehingga tidak membutuhkan orang tersebut. Hal-hal tersebutlah yang harusnya menjadi introspeksi kita sendiri.
Semoga Allah meridhoi penulis sehingga tulisan di atas menjadi suatu manfaat, menjadikan suatu hidayah, menambah dan memperjelas kita dalam beragama. Pesan yang terakhir dari penulis adalah “tingkatkan ilmu kita dalam beragama, mantapkan dan kuatkan dalam satu golongan terlebih dahulu, ketika sudah mantap maka silakan belajar tentang golongan atau imam lain”. Dan semoga tulisan ini tidak menjerumuskan kita kedalam jurang kebencian dan azab Allah atau pemahaman yang salah. Sekian dan terimakasih.
Tegal, 15 November 2014
Nurul Azka Munaza

0 comments: