Antara Ahlusunnah
Waljama’ah dengan Muhammadiyah
Kita semua tahu agama islam seperti yang
telah diberitakan oleh Rasulallah Muhammad SAW bahwa agama islam nantinya akan
terpecah menjadi 73 Golongan dan salah satunya akan masuk surga. Dan dari golongan-golongan
yang sudah ada meraka semua mengaku bahwa aliran yang ia ikuti adalah benar dan
adalah satu yang akan dimasukan dalam surganya Allah. Dan mereka semua sangat
kuat dalam pendiriannya. Bahkan mungkin ada yang mengatakan egois.
Bila dilihat dengan diperluas lagi
dengan tidak merucut pada salah satu aliran dalam Islam serta dengan sedikit
bumbu toleransi maka itu adalah sebuah pendapat dan dengan melihat ayat atau
hadits lain seperti yang telah diberitahukan salah satunya pendapat itu adalah
sebuah kemudahan yang diberikan oleh Allah, Dan dipersilakan untuk memilih
salah satunya. Tetapi ada juga yang yang benar-benar pendapat yang menyesatkan
yang mengaku sebagai salah satu aliran dalam Islam. Dan hal tersebutlah yang
harus diwaspadai oleh setiap orang islam.
Mulai dari sini dan waktu ini, alangkah
baiknya kita mengubah bahasa kita dari aliran menjadi golongan. Karena aliran
biasanya berkonotasi negatif. Mungkin bagi yang sudah mendalami pasti paham
dengan yang dimaksud walaupun salah bahasa, tetapi bagi kita yang masih awam
(awal-awal) biasanya akan salah dalam mengartikan.
Di Indonesia khususnya dalam agama islam
terdapat banyak golongan. Dan dari banyak golongan tersebut ada dua golongan
yang pengikutnya bisa dikatakan paling banyak yaitu Islam Ahlusunnah Waljamaah
biasa di singkat dengan Aswaja dan Islam Muhammadiyah. Kedua golongan inilah
yang terkenal dimasyarakat luas.
Dalam pandangan orang umum, orang yang
awam. Kedua golongan ini selalu bertengkar. Biasanya ketika Penentuan awal
bulan Ramadhan (Bulan Puasa), Sholat Tarawih, dan Akhir bulan Ramadhon / Awal
bulan Syawal (Lebaran Idul Fitri). Bahkan terkadang ketika Idul Adha. Dikatakan
bahwa kedua golongan tersebut selalu memperdebatkan hal-hal tersebut di atas.
Apalagi oleh orang-orang yang kurang dalam beragama dan mungkin orang-orang non
muslim. Timbul pertanyaan “Katanya Islam itu agama kasih sayang, agama yang
sempurna, kenapa ada pertengkaran di dalamnya?”. Mungkin kiranya itu yang
dipertanyakan.
Dalam pandangan orang-orang lebih dalam
memperhatikan hal tersebut adalah hal yang wajar saja. Dan itu bukanlah
pertengkaran, mereka hanya memegang teguh pendirian mereka dan tidak
merendahkan golongan lainya. Sedangkan orang-orang yang mencela dan merendahkan
golongan lainnya adalah orang-orang lemah ilmunya dan atau mentalnya dan atau
imannya. Serta orang yang berilmu tetapi mencela golongan lain maka orang
tersebut sewaktu itu ilmu, mental, imannya sedang dalam keadaan lemah atau
turun. Dan itu adalah hal yang wajar pula, setiap orang terkadang di bawah dan
terkadang di atas. Maka mereka (yang memperhatikan lebih) tidak
mempermasalahkan perbedaan tersebut.
Kemudian menurut pandangan orang-orang
yang alim (berilmu) dalam artian lebih kepada hubungan vertikal, hal tersebut
haruslah dipertegas. Karena hukum Allah haruslah dijunjung tinggi. Tetapi tidak
saling menyalahkan. Karena tidak keluar dari jalur batas.
Seharusnya kita semua berpandangan dan
berprinsip seperti orang-orang pintar dan cerdas. Orang-orang yang
memperhatikan dengan lebih dan orang yang alim itu tidaklah salah, dan mereka
benar. Mengapa kita tidak menggabungkan prinsip dari pandangan mereka berdua
saja, mempertegas hukum serta Positive thinking. Dan itu lebih baik,
karena “di atas langit terdapat langit”.
Jika kita memandang lebih cermat. Di
dalam golongan golongan tersebut terdapat unsur-unsur yang dapat memajukan
islam. Unsur-unsur yang saling menopang dan melengkapi. Menjadikan islam luar
biasa di mata dunia.
Salah satu unsurnya yang pertama adalah
di dalam Islam Ahlusunnah Waljamaah. Dalam Ahlusunnah Waljamaah kuat dalam
hubungan vertikal, lebih dalam keilmuan (agama). Buktinya banyak ustadz dan
kyai yang dapat dilihat dari tingkah laku dan ucapannya yang sangat bermakna.
Dan semua orang membutuhkan ilmu untuk dapat dengan benar menjalankan sesuatu.
Yang kedua yaitu dalam Islam
Muhammadiyah. Sukses dalam ilmu dunia, tentunya juga tidak kalah pula dalam
akhirat. Bisa dilihat sekeliling kita orang yang lebih sukses dalam hal bisnis
adalah Muhammadiyah. contoh hal kecil rumah sakit, lebih banyak dimiliki oleh
Muhammadiyah, dan juga yang lainnya. Mereka cukup kuat bersaing dalam dunia.
Kedua unsur tersebut diatas sangatlah
diperlukan oleh orang-orang islam. Bagaimana orang bisa beribadah kepada Allah
dengan baik dan benar bila tidak ada ilmu yang cukup, lebih dalam Pengkajian
ilmu agama agar lebih sempurna. Dan bagaimana orang bisa beribadah dengan baik
bila hidupnya di dunia sengsara. Kalah oleh orang-orang non muslim. Orang islam
membutuhkan dunia untuk bisa sukses di akhirat.
Permasalahan kita semua adalah kurangnya
toleransi antar umat se-agama, selalu menyembunyikan apa yang menjadi
kekurangan kita dan selalu beranggapan kita mampu / kita cukup serta tidak ada
kekurangan (Bohong kepada diri sendiri), dan tidak mengakui kelebihanan orang
lain sehingga tidak membutuhkan orang tersebut. Hal-hal tersebutlah yang
harusnya menjadi introspeksi kita sendiri.
Semoga Allah meridhoi penulis sehingga
tulisan di atas menjadi suatu manfaat, menjadikan suatu hidayah, menambah dan
memperjelas kita dalam beragama. Pesan yang terakhir dari penulis adalah
“tingkatkan ilmu kita dalam beragama, mantapkan dan kuatkan dalam satu golongan
terlebih dahulu, ketika sudah mantap maka silakan belajar tentang golongan atau
imam lain”. Dan semoga tulisan ini tidak menjerumuskan kita kedalam jurang
kebencian dan azab Allah atau pemahaman yang salah. Sekian dan terimakasih.
Tegal,
15 November 2014
Nurul
Azka Munaza
0 comments:
Post a Comment